
Aku memilih menghabiskan weekendku kali ini bersama Rafa di downtown walk menikmati beer dingin sambil memanfaatkan fasilitas wifi.
Tadi di perjalanan kesini, kami berbincang tentang masa masa pertama kali kita bertemu.
Hampir dua tahun yang lalu, aku bertemu sesosok wanita yang kini menjadi kekasihku..
Rafa menatapku dengan berbinar, ia menanyakan bagaimana ia dulu saat pertama kalinya mengenal aku.
Saat itu..
Di dalam sebuah restoran Jepang terkenal, aku bersama dua orang teman kampusku melahap beberapa piring sushi. Saat berencana pulang, sehabis menikmati sebatang rokok di ruang khusus merokok di restoran itu, di meja kami temanku sudah duduk bersama seorang perempuan berambut pendek dengan jaket berbahan kain tebal dengan kacamata dan senyum sumringah. Itu lah saat pertama kami bertemu. Kami saling mengenalkan diri, sepertinya dua orang temanku cukup akrab dengannya. Oh, tidak. Aku terjebak oleh pikiranku, Apakah dua orang temanku ini mengetahui orientasi seksku? Hmm, baiklah...
Posisiku saat itu sedang dalam sebuah hubungan dengan lawan jenis. Jadi aku hanya berniat mengenalkan diri dan rupanya salah seorang temanku sudah mengatur pertemuanku dengan wanita berambut pendek ini. Rupannya temanku ini sudah mengetahui kalau aku adalah seorang lesbian. Tapi, yang ini bukan tipeku. Aku sudah beberapa kali menjalin hubungan dengan perempuan. Sudah sepuluh kali. Sepuluh adalah angka yang besar untuk seumuranku, dan aku hampir lebih dari 20 kali menjalin hubungan dengan lawan jenis. Tapi ini bukanlah tipe ku.
Kami berencana akan melanjutkan malam ini dengan bertemu beberapa teman dari teman kampusku ini (yang juga teman Rafa), tapi mereka akan kembali ke rumahnya untuk mengambil kendaraan. Jadi, terjebaklah aku berdua dengan Rafa. Saat itu jam 7 malam, dan Rafa membawa kendaraan yang diparkirnya di mall diseberang mall yang kami kunjungi, jadi kami harus menyebrangi padatnya lalu lintas malam pada weekend itu.
Sambil berjalan, Rafa menanyakanku maukah aku menonton film Batman Return?? Aku menyipitkan mata, sambil meremehkannya. "Ah.. bukannya film itu belum keluar, ya?"
"Udah, gw mau sekalian ketemuan sama temen gw, Adist.. Dia ngajak nonton itu. Mau ga?"
"Ahahaha... Bilang aja lo bohong. Padahal mau ajak gw nonton kan?"
Rafa lalu melangkahkan kaki jauh didepanku. Rupannya ia tersinggung.
Aku masa bodoh,
Aku bisa menyebrang tanpa bantuannya, pikirku.
Tibalah kami di lantai bioskop Plaza Senayan.
"Tuh kan, gw gak bohong, emang ada kok film Batman nya!"
"Terus temen lo mana?"
Rafa memencet mencet ponselnya. Terlihat wajahnya yang kebingungan, sepertinya temannya tidak jadi datang.
Aku tertawa geli melihatnya, aku benar-benar tidak mengerti apa yang perempuan ini pikirkan. Ia mencoba berteman dengaku dan aku malah menanggapinya dengan sinis.
Ia menyerah dengan temannya itu dan langsung mengajakku pergi dari mall itu. Kami menuju parkiran dan terlihat dengan mimik wajahnya yang malu-malu tapi bangga menuju sebuah mobil Toyota hitam dengan GANTUNGAN DADU yang menurutkkuu sangat kekanak-kanakan!
hahahhaha
Dia sibuk membereskan beberapa barang pribadinya dari kursi depan dan kemudian mempersilahkanku duduk.
Dimulailah perjalan kami, dan saat itu aku berkata..
"Biasanya, kalau ada orang yang minta cariin pacar ke gw, pasti akhirnya mereka jadian sama gw..."
Dan, perjalanan itulah yang berlanjut hingga saat ini ia duduk disampingku menikmati indahnya malam ini,
Btw, Live music nya udah mulai nih, aku pacaran dulu ya.... ^^
@Becca
0 comments:
Posting Komentar